27 Okt 2011

BIOGRAFI AL IMAM AS SAYYID ABDULLAH BIN ‘ALWY ALHADDAD (SHOHIB ROTIB)



      Mungkin tidak asing lagi bagi kita sebagai orang Asia dengan seorang ulama yang berketurunan langsung dengan Rasulullah sholallahu alaihi wa salam,yang begitu akrab kepada kita dengan dzikiran yang beliau simpulkan dari hadits-hadits shohih yang sering kita kenal dengan ROTIBUL HADDAD yang kini merupakan wirid rutinan di kalangan kita orang- orang Indonesia.

      Beliau adalah Assayid al alamah Abdulah bin Alwy bin Muhammad bin Ahmad bin Abdulah bin Muhammad al-haddad bin Alwy bin Ahmad bin Abi bakr bin Ahmad bin Muhammad bin Abdillah al faqih Ahmad bin Abdurahman bin Alwy bin Muhammad shohib mirbath bin Aly bin Alwy bin Muhammad bin Alwy bin ubaidillah bin Ahmad al Muhaajir bin Isa bin Muhammad bin Aly aluraidhy bin Ja’far al Shodiq bin Muhammad al baqir bin Aly zainal abidin bin Imam Husain putra dari pernikahan sayidina Ali bin Abi tholib dengan putri baginda Rasul Fatimah Az zahro al Batuul.

      Imam Haddad termasuk deretan ulama ahlil bait yang ternama di kota tareem Hadromaut yaman,dan beliau pun termasuk ulama yg objektif dalam tulis menulis pada zamannya. Beliau dilahirkan di suatu desa Suber (salah satu desa di bukit tareem) pada malam kamis bulan Shofar tahun 1044 H. Beliau dengan usia yang sangat muda ketika itu mengalami kebutaan panca indra disebabkan cacar air yang saat itu sedang melanda jazirah arab termasuk pula yang terkena penyakit buta ini adalah para ulama majlis ifta di kerajaan arab Saudi,penyakit ini berlangsung lama sampai pertengahan abad duapuluh. Kebutaan panca indra bukanlah satu halangan bagi ulama kita ini karena Allah telah memberikan penglihatan bathin yang menembus baja dimensi yang tak mungkin mata indra biasa menembusnya,hal ini bukan hanya cerita fiktif atau sekedar anekdot yang di jadikan buah bibir oleh orang orang pada masanya tapi merupakan kisah nyata yang kita benarkan exsistensinya,bukti nyata yang meyakinkan kita bahwa beliau adalah ulama ahlil bait yang mendapatkan Inayah dan bimbingan langsung dari Yang Maha kuasa adalah karangan karangan beliau yang begitu banyak menyebar di kalangan kita khususnya orang Asia seperti :
1.An Nashaaih addiiniyah wal washooya al imaaniyah
2.Risalah al mu’aawanah wal mudzooharoh wal muaazanah liraagibin minal mu’minin fi suluki thoriiqil akhiroh.
3.Al fhusuulul ilmiyah wal ushul hukmiyah.
4.Sabiilul iddikaar bima yamurru bil insan wa yangqodhi minal a’mar.
5.An nafaaisul Alawiyah fi masail shufiyah.
6.Kitab Al hikam.
7.Ittihaafus saail bi jawaabil masaail.
8.Risalah mudzaakiroh ma’al ikhwaanil muhibbin min ahlil khoir waddiin.
9.Ad da’wah at taammah wa tazkiroh al aa’mah.
10.Risalah adab suluk murid.
11.Ad durrul mandzhum(berupa syair).
      Seorang pisikiater dari kerajaan arab Saudi ketika menggelar mu’tamar ulama timur tengah dengan tema “ulama para penerus dan pewaris Nabi” menyebutkan bahwa kitab kitab imam Haddad ini sudah banyak di terjemahkan kedalam bahasa asing diantaranya : Perancis, inggris, melayu, Indonesia, bahkan ia menyebutkan bahwa kitab imam Haddad di Ceptown menjadi rujukan bagi mereka yang ingin mencari ketenangan jiwa.

      Al habib Toha bin Hasan bin Abdurahman Asseggaaf dalam kata sambutan kitab An nasoih Ad diiniyah menyatakan : bahwa kitab imam Haddad itu bagaikan makanan pokok sehari-hari yang di konsumsi khalayak umum karna keagungan dan kemanfaatan yang ada di dalamnya, pun dikarenakan imam Haddad dalam penyampaian kitab-kitabnya itu mengikuti banyak metode Al Imam Ghozali yang kerap menyinggung masalah- masalah hati yang merupakan mahkota raja manusia, jika baik hatinya maka akan baik pula tingkah lakunya dan jika tidak maka hancurlah manusia dengannya.

      Al habib Umar bin Muhammad bin hafidz menambahkan dalam ceramahnya : “man lam yaqro al ihya lam ya’rif al haya” yang artinya seorang yang tak pernah membaca kitab ihya karangan imam Ghozali maka ia tak kenal haya (rasa malu),waman lam yastahi fashna’ bimaa syi’ta (dan siapa yang sudah hilang rasa malunya maka ia akan berbuat sesuka hatinya).

      Imam Haddad meski dengan kebutaan mata tidak menjadikannya surut dalam menimba ilmu atau dijadikan halangan dalam menyampaikan pesan- pesan agama. Beliau selalu giat dan rajin dalam menuntut ilmu bahkan dalam umur yang sangat muda beliau sudah hafal Al Qur’an dan di umur yang sangat muda belia pula beliau mendapatkan ijazah/idzin oleh seorang guru beliau yang bernama As sayid Muhammad bin alwy as seggaf seorang ulama yang sangat terkenal di tanah haram Makkah almukaromah.
Diantara guru guru imam haddad yang sangat ternama adalah :
1.As Sayid Umar bin Abdurahman al Atthos(pengarang rotib attos).
2.As Sayid Aqil bin Abdurahman as Seggaaf .
3.As Sayid Abdurahman bin Syekh ‘Aidid.
4.As Sayid Sahal bin Ahmad ba Hasan al Hudaily ba Alawy.
5.As Sayid Muhammad bin Alwy As seggaf(Makkah Mukarromah).
Dan banyak ulama ulama ahlil bait yang menjadi guru beliau yang tidak disebutkan dalam biografi yang singkat ini.
Diantara murid murid beliau yang mengikuti jejak beliau dalam menyebarkan agama islam yang mulia ini adalah :
1.Anak beliau Al habib Hasan bin Abdullah al Haddad.
2.Al habib Ahmad bin Zen al Habsy.
3.Al lhabib Abdurahman bin Abdillah bal Faqih.
4.Dua anak dari Al habib Zen bin Sumaith yaitu Habib Muhammad dan Umar.
5.Al habib Umar bin Abdurahman al Baar.
 6.Al habib Ali bin Abdillah bin Abdurahman as Seggaaf.                                             
7.Alhabib Muhammad bin Umar bin Toha as Shofi.
Dan murid-murid beliau lainnya yang menghidupkan sunnah Nabi besar Muhammad sholallahu ‘alaihi wa sallam serta melanjutkan estapet panji islam.

      Ucapan ucapan imam haddad yang menunjukan kedekatan beliau kepada Sang Maha Khaaliq meyakinkan kita bahwa beliau adalah ulama yang konsistensi dalam beribadah, taqwa, dan shaleh, sampai pada suatu saat beliau melaksanakan ibadah haji pada tahun 1079 H. terjadi  karomah yang diluar akal dan indra manusia beliau berkata : “apa yang aku minum di air zam zam saat ini adalah air kautsar yang akan disediakan bagi mereka yang mengkhidmahkan jiwa dan raganya karenaNya dan aku dengan karuniaNya telah di berikan air itu di dunia ini” pada waktu yang sama di musim haji seorang yang mengkhidmahkan diri kepada imam Haddad bernama syekh Hasan bin Muhammad ba Fadhol jatuh sakit sampai keritis yang membuat sekeliling orang- orang cemas dengan keadaannya tapi imam Haddad dengan santainya mengatakan :”umurku akan ku berikan kepada mu hai syekh hasan”dengan keyakinan hadits yang di sampaikan baginda Rasulullah sholallahu alaihi wa salam tentang hibbah umur inilah menjadikan keyakinan imam Haddad memberikan umurnya kepada sahabatnya itu dan dengan izin Allah Azza waJalla syekh Hasan panjang umur dan terhindar dari hari- hari kritisnya. Hal ini tak bisa kita ingkari begitu saja karena memang begitulah keadaan seorang hamba jika sudah menjadi kekasih Sang Maha Kholiq. Pun dzikir- dzikir yang beliau susun dari hadits- hadits shohih menunjukan apa yang beliau sampaikan kepada ummat ini adalah benar benar niat karna Allah dan Rasul-Nya.

      Imam haddad wafat pada malam selasa tanggal 7 Dzulqa’dah 1132 H. Di kebumikan di perkuburan ahlil bait Zanbal kota tareem hadromaut yaman.
 Semoga kita para pelajar yang berada di kota tareem khususnya dan para pembaca umumnya  mendapaatkan keberkahan dari hamba- hamba Allah yang mengabdikan jiwa dan raganya demi mendapat ridho-Nya dan Rosul-Nya. Amien…….

Oleh : faisal fahmi angkatan 29 Daarul Rahman
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar