Dulu ketika saya baru pertama kali
menginjakan kaki saya pertama kali di negeri bangsa saba ini, saya banyak
sekali mendengar cerita-cerita tentang para ulama-ulama yang berada di kawasan
bagian selatan negeri ini yaitu d suatu perovinsi yang bernama Hadra maut. Saya
sering sekali mendengarkan cerita-cerita tentang ketawadhuan mereka dalam
menjalani kehidupan di dunia yang fana ini, terutama mereka yang hidup di suatu
kawasan terpencil dari Profinsi ini, yaitu suatu kota yang telah di anugrahi
banyak sekali rahmat dan keberkahan oleh Allah SWT. Sayyidina Abu Bakar Shidiq
seorang sahabat yang paling di cintai oleh Rasul pun pernah memanjatkan do'a
khusus untuk keberkahan kota kecil ini, yang akhirnya do'a itu pun kini dapat kita
saksikan telah di kabulkan oleh Allah SWT, Ialah kota Tareem . Jikalau kita lihat
berdasarkan kasat mata kita, tempat ini sebenarnya tidak sesuai untuk di
katakan sebagai kota karena tempatnya yang amat sangat terpencil, berada di
sebuah kawasan lembah-lembah yang di himpit oleh bukit-bukit batu yang sangat
besar sekali. Bahkan untuk fasilitas umum yang tersedia di sini belum sepuhnya
memadai.
Akan tetapi, sekalipun begitu
adanya, secara bathin jikalau kita menginjakan kaki kita ke kawasan ini, tidak
tahu mengapa kita akan merasakan suatu ketenangan bathin yang amat sangat
nikmat sekali.
Dan selama proses belajar yang
selama ini saya jalani di kota ini, saya memang akui banyak sekali hal-hal yang
dapat membuat saya terkagum-kagum. Saya amat terkagum-kagum dengan segala
bentuk peraktek kehidupan yang di jalani oleh masyarakat kota ini, mereka amat
sangat simple sekali dalam menjalani kehidupan ini. Dalam benak saya berkata
"wajar saja di tempat ini tidak ada kerusuhan-kerusuhan seperti yang
terjadi di kawasan Yaman lainya toh Kebanyakan dari mereka lebih suka bergelut
dengan urusan akhirat mereka di bandingkan dengan urusan dunia mereka".
Dan yang lebih penting lagi adalah di sini
saya menemukan banyak sekali para pewaris-pewaris nabi yang saya angggap
sebagai pewaris sejati. Karena di sini saya dapati mereka memang benar-benar
melakukan segala hal-hal yang telah di lakukan oleh nabi. Mereka amat sangat
sadar sekali akan kapasitas diri mereka sebagai pewaris nabi, mereka menyadari
bahwa mereka adalah seorang pengayom sekaligus pendamping umat. Mereka tidak
pernah menjadikan ilmu yang mereka miliki sebagai sekat atau batas pemisah
antara mereka dengan masyarakat-masyarakat awam di sekitar mereka. Mereka tetap
berbaur dengan masyarakat, mereka pergi ke pasar, mereka tetap duduk di
warung-warung mereka untuk menjalani kewajiban ikhtiar mereka dalam memperoleh
rizki-rizki Allah yang telah di tetapkan untuk mereka, Dan mereka juga tetap
duduk di majlis-majlis untuk menerima ilmu ataupun menyebarkan ilmu. Mereka di
sini tetap menjadi orang-orang yang tepandang karena ilmu yang mereka miliki,
sekalipun mereka tetap beraktifitas seperti halnya orang biasa.
Saya benar-benar sangat
terkagum-kagum sekali dengan pemandangan seperti ini, jarang rasanaya saya
melihat seorang pengarang kitab yang telah menghasilkan puluhan karya kitab,
belanja kebutuhan pokok di pinggiran jalan, jarang rasanya saya melihat seorang
dosen yang sudah memiliki gelar doctor lebih dari satu pergi menuju tempat kuliah
dengan berjalan kaki sekalipun jarak antara tempat tinggalnya dan tempat
kuliyah saya anggap cukup jauh sekali, dan jarang pula saya mendengar ada
seorang dosen yang amat terkenal dengan ke ilmuanya, ketika pihak universitas
ingin menaikan gajinya beliau bukanya bahagia dan senang tetapi beliau malah
menangis karena tidak merasa tidak pantas untuk menerima gaji sebanyak itu, dan
beliau akhirnya hanya mengambil kadar gajih yang dapat mencukupi bagi kehidupan
beliau dan keluarganya saja tidak lebih.
Akan tetapi di sni sini saya
mendapatkan dan menyaksikan semua itu. Dan di sini saya juga menyaksikan dan
menyatakan bahwa merekalah para pewaris nabi yang sejati.
Semoga kelak kita dapat meniru
tata cara kehidupan mereka dalam menjalani hidup di dunia yang fana ini.
Oleh : Ahmad Zaki
Alumni 29 Ponpes Daarul rahman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar