4 Nov 2011

SUASANA IDUL ADHA DI TAREEM


Tak terasa qta sekarang sudah mulai mendekati hari raya muslim yang besar, yang patut kita rayakan bersama yaitu hari raya iedul adha.

Berbicara tentang hari raya iedul adha tentunya setiap muslim di berbagai belahan dunia mempunyai ciri khas dan adat masing-masing dalam hal merayakanya, seperti di Indonesia hari raya iedul adha di laksanakan oleh masyarakat seperti halnya hari raya idul fitri, cuman hanya saja perayaan di hari raya idul adha di kalangan masyarakat Indonesia tidak semeriah seperti perayaan idul fitri. Mungkin hal itu terjadi karena jatah liburan yang diberikan pemerintah di indonesia untuk hari raya idul adha ini sedikit sekali sehingga masyarakat di sana tidak bisa memplaning acara-acara yang mungkin akan menghabiskan waktu yang panjang seperti mudik ke sanak keluarga yang berada di luar kota yang biasa mereka lakukan di hari raya idul fitri. Atau mungkin umat muslim di Indonesia mempunyai persepsi yang berbeda dalam memahami hari raya idul adha yang pada hakikatnya merupakan hari raya akbar bagi seluruh umat islam.


Lain di Indonesia lain pula di negeri Yaman yaitu salah satu negeri tujuan tempat menuntut ilmu beberapa pelajar indonesia yang berada di jazirah arab, yaitu negeri asal para da'i penyebar agama islam di Indonesia yang biasa kita kenal dengan wali songo.

Di negeri yaman ini lebih tepatnya di kota tareem tempat penulis menimba ilmu, terdapat beberapa adat yang menjadi acara tahunan masyarakat di sana. Berbeda dengan di indonesia, dalam masalah perayaan, masyarakat tareem lebih antusias dalam merayakanya dibandingkan pada saat idul fitri. 3 atau 4 hari menjelang hari H kita akan dapati pasar-pasar penuh dengan para pemburu belanjaan yang akan berbelanja kebutuhan-kebutuhan yang akan di gunakan pada hari raya. Situasi seperti ini mungkin kita tidak akan dapati di sini pada hari-hari sebelum idul fitri, karena pada hari-hari itu masyarakat masih di sibukan oleh kegiatan ibadah mereka dari mesjid ke mesjid dengan harapan mereka dapat mendapatkan keutamaan malam lailatur qadar di tahun ini, sehingga mungkin belum terfikir bagi mereka untuk membeli sesuatu pada waktu itu.
Dan ada pula beberapa adat yang membuat penulis takjub, yaitu adat mereka dalam melakukan puasa sunnah arafah, yaitu puasa yang di lakukan pada tanggal 9 dzulhijjah hari di mana pada waktu itu seluruh jama'ah haji berkumpul di arafah untuk melaksanakan wukuf. Pelaksanaan puasa sunnah arafah bagi masyarakat tareem sudah seperti kewajiban bagi mereka seperti halnya ketika mereka melakukan puasa 6 hari setelah idul fitri, mayoritas masyarakat tareem melakukan ibadah puasa tersebut, sehingga suasana pada waktu tersebut penulis rasakan seperti halnya suasana pada bulan puasa ramadhan.

Juga  merupakan bagian dari adat tahunan di kota tareem yaitu pada sore dari hari arafah masyarakat kota tareem dari kaum adam berkumpul di suatu lapangan kecil yang di sebut lapangan khaelah. Mereka semua berkumpul di sana untuk melakukan kegiatan yang mereka katakan dengan ''tasyabbuh bil wukuuf'' di mana mereka di sana sama-sama membaca dzikiran-dzikiran seperti tahlil, shalawat, dan istigfar seperti halnya yang dilakukan para jema'ah haji di padang arafah yang di pimpin oleh pembesar ulama di sana seperti Al Habib Ali bin Muhammad Al Masyhuur.
Dan terakhir acara tersebut di tutup dengan do'a memohon ampunan dan keselamatan bagi seluruh umat muslim di seluruhpenjuru dunia, juga di lanjut dengan ifthar bersama dan shalat magrib berjamaah di lapangan tersebut.

Itulah beberapa adat di kota tareem yang biasa di lakukan pada bulan dzulhijjah yang mungkin tidak bisa di sebutkan semuanya sekarang dan insya Allah akan saya lanjutkan di artikel berikutnya. Semoga artikel ini bermanfaat bahi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar